Sering
denger pertanyaan “Mirror mirror tell
me, who is the most beautiful in the world?”
Praakk…!!! Dan cermin
pun pecah, hancur berkeping-keping dipukul karena jawabannya mengecewakan….
Ilustrasi sederhananya sebuah
cermin, Tak ada yang lebih tulus dari cermin, tempat kita mengaca setiap pagi.
Cermin berbicara dalam puncak kejujurannya; diam dan memberi tahu apa adanya.
Bila kita rapi, ia akan menampakkan gambar yang rapi pula. Bila tampilan kita
berantakan, ia juga akan menampakkan wajah diri kita yang berantakan. Bila
wajah kita layu dan sembab, ia pun memberi tahu bahwa seperti itulah potret
kita.
Cermin juga tidak pernah menyimpan dendam. Ketulusannya memang paripurna. Apa yang dilihat dari diri kita, tidak pernah dia simpan. Jelek atau buruk tampilan kita. Bila kita telah pergi, ia tidak menyimpan bayangan wajah kita itu di dalam dirinya.
Ketulusan cermin adalah kerja hati nurani kita. Itulah yang disebut fitrah, kata hati atau suara hati. Selamanya ia tidak akan berdusta. Ia akan selalu jujur, tulus dan berbicara dengan benar, seperti ketulusan cermin itu. Tetapi akal, pikiran, hawa nafsu, juga godaan-godaan syetan lah yang membuat kita menolak kejujuran dan ketulusan hati nurani itu.
Apakah kita
mau marah kalau rambut kita sudah di penuhi banyak uban? dan apakah kita protes
kalau wajah kita sudah di singgahi banyak jerawat? Dari cerminlah mungkin kita
akan lebih sadar, lebih tahu dan lebih memahami pada apa dari kondisi diri kita
yang sebenarnya. Terus bagaimana ini kemudian bisa di pelajari sebagai bahan
sebuah renungan? Tentunya cermin akan sedikit bisa menjawab di tengah banyaknya
kebohongan, kepura- puraan dan kepalsuan.
Sebagai manusia, terkadang kita
lebih senang di sanjung & akan marah/jengkel ketika ada yang mencoba
menunjukkan kelemahan & kekurangan kita.
Ada sebuah ungkapan, Menyanjung
adalah “Membunuh”, dan itu ada benarnya.
Didalam dunia nyata, dunia kerja
misalnya, banyak sekali bawahan yang suka menyanjung atasannya setinggi langit
hanya demi “posisi” & simpati dari atasan…dan hasilnya mungkin lebih nyata,
daripada bawahan yang mencoba menunjukkan kelemahan & kekurangan seorang
atasan, demi suatu kebaikan & bukan demi posisi….terkadang bawahan yang
demikian justru di “singkirkan”….wow….what the hell
Cermin selalu menampilkan apa adanya tanpa di buat-buat ataupun tanpa di rekayasa, tanpa di imbuhi apalagi di lebih lebihkan, bahkan dengan resiko apapun….dipukul sampai pecah & dibuang sekalipun...:D
Cermin selalu menampilkan apa adanya tanpa di buat-buat ataupun tanpa di rekayasa, tanpa di imbuhi apalagi di lebih lebihkan, bahkan dengan resiko apapun….dipukul sampai pecah & dibuang sekalipun...:D