Friday, December 18, 2015

Awkward moment



Sometimes you may feel nervous when meeting someone new for the first time and it may not leave the best first impression as nerves often cause many people to be tongue-tied and unnatural

It’s okay to be nervous. Almost everyone gets nervous when they are presented with something intimidating or scary—and for many, meeting people for the first time can definitely be nerve wracking! Remind yourself, it is okay to be nervous

I lost myself and do something stupid...HA



“Karena kecanggungan tidak pernah ada di antara dua orang yang tidak ada apa-apanya. 
  So maybe there is something between us.” ― Ika Natassa, Antologi Rasa


~Fire meet gasoline~

Sungai Puting
KM.94
@Hasnur Office







Friday, December 11, 2015

I just read this!


"Reading a book is like rewriting it for yourself. You bring to a novel, anything you read, all your experiences of the world, you bring your history and you read it in your own terms."
Angela Carter 1940-1992

Thursday, December 10, 2015

Déjà vu


The strange sensation that something one is now experiencing has happened before: “I knew I had never been in this place before, but as I walked up the staircase, I got a weird sense of déjà vu.”

Monday, August 24, 2015

Inner Self Conflict

After drowning myself in such a bad mood for the the last several days, I decided to write something today.

The way you don't trust anyone but yourself is how you won't depend yourself on them. You won't believe anything that they've said because you believe, that every words which will came out from their mouth is a lie. the way you don't want disappoint yourself because of your own high expectation to someone else is called realistic. I am realistic and you can't say that I am wrong for being realistic.


Don't you just hate the fact. Some good friends of mine have gone through such a hard time lately. Being the one who's listening to their stories mostly all of the time is making me know how they feel. One day when it comes to an end, it will all just be a memory



You can't blame anyone else when you get disappoint by the things that they've done or the lie that they've said

i believe in all those simple things, many of us are too passionate to find happiness. Too many of us walk straight and pass all the simple things, which eventually can make us happy. Passing all the beautiful things in life and not be grateful for it. So was I.


So now I'm starting to appreciate things, even small and simple things. I'm starting to appreciate all the life's pleasures that are commonly overlooked. I am thankful for everyday sources of happiness that are right under my nose. I am grateful to God for the life i am live in.

If this is a fairy tale, I wish it will end happily. 



Thursday, June 18, 2015

~Think Different~

Here’s to the crazy ones.
The misfits.The rebels.
The troublemakers.
The round pegs in the square holes.
The ones who see things differently.
They’re not fond of rules.
And they have no respect for the status quo.
You can quote them, disagree with them, glorify or vilify them.
About the only thing you can’t do is ignore them.
Because they change things.
They push the human race forward.
And while some may see them as the crazy ones, we see genius.
Because the people who are crazy enough to think they can change the world, are the ones who do.”
~Think Different.

Monday, February 23, 2015

Belajar Tentang Merelakan



“Let it go. Let it happen. Let it be…”

Pernah kecewa dengan sesuatu, keadaan, kebijakan, keputusan, harapan, dengan seseorang, sahabat, atasan, bawahan atau hal-hal yang gk ke-sampai-an? Pastinya setiap orang pernah kan? Wajar, karena kita manusia yang punya perasaan....:d


Belajar tentang merelakan memerlukan kedewasaan sikap dan kematangan, ketika kita tidak mampu belajar merelakan hal-hal kecil bagaimana nanti kita merelakan hal2 yang besar

Di sekolah atau dikampus, kita pernah nemuin guru yang serem, teman yang curang atau dosen yang killer dalam ngasih nilai….hmmm….

Di lingkungan tempat kita tinggal, dalam berinteraksi dengan tetangga ataupun orang lain, tentu saja banyak sekali hal-hal yang tidak sejalan dengan harapan ataupun keinginan kita..

Contoh lain di tempat kerja misalnya, kita dapati teman yang sering cari muka, membunuh karakter teman yang lain demi suatu jabatan atau pengakuan tertentu (character assasin), kerja ABS (asal bos senang), di depan baik dibelakang busuk, penilaian sepihak yg tidak adil, keputusan-keputusan atasan yang terkadang merugikan kita, kedewasaan & kebijaksanaan yang kurang dll

Begitu pula dimanapun keseharian kita, tentunya ada hal-hal yg terkadang tidak sesuai dengan kata hati..

Merelakan bukan berarti kita tidak mau tetapi kita harus lebih sadar dan memahami makna hidup yang sebenarnya, yang harus kita lepaskan ialah keterikatan kita yang selama ini membelenggu pikiran sehingga kita lebih sulit untuk melihat makna hidup yang sedemikian adanya.

Ada pepatah jawa “Luwih becik nguripke sentir, timbangane ngresulo neng petengan”, pepatah yang sederhana tp maknanya luas,, apabila kita memahaminya tentu kita sudah memiliki kematangan & kedewasaan dalam berfikir. ( baca lagi tentang self-acceptance )

Yang perlu dilakukan hanyalah membiarkan apa yang secara alami akan terjadi, terjadi. Merelakan tidak sekedar merelakan, kalau semua yang kita relakan sudah benar-benar melampaui batas toleransi kita, tenang, sabar dan percayalah bahwa Allah SWT tidak akan diam melihat hal ini, Allah SWT maha mengetahui, Curhat saja kepada Allah SWT. So, Tetetp Semangat....

Terkadang, Merelakan Adalah Jawaban Terbaik

Friday, January 9, 2015

Filosofi Cermin



Sering denger pertanyaan  Mirror mirror tell me, who is the most beautiful in the world?”
Praakk…!!! Dan cermin pun pecah, hancur berkeping-keping dipukul karena jawabannya mengecewakan….


Ilustrasi sederhananya sebuah cermin, Tak ada yang lebih tulus dari cermin, tempat kita mengaca setiap pagi. Cermin berbicara dalam puncak kejujurannya; diam dan memberi tahu apa adanya. Bila kita rapi, ia akan menampakkan gambar yang rapi pula. Bila tampilan kita berantakan, ia juga akan menampakkan wajah diri kita yang berantakan. Bila wajah kita layu dan sembab, ia pun memberi tahu bahwa seperti itulah potret kita.

Cermin juga tidak pernah menyimpan dendam. Ketulusannya memang paripurna. Apa yang dilihat dari diri kita, tidak pernah dia simpan. Jelek atau buruk tampilan kita. Bila kita telah pergi, ia tidak menyimpan bayangan wajah kita itu di dalam dirinya.

Ketulusan cermin adalah kerja hati nurani kita. Itulah yang disebut fitrah, kata hati atau suara hati. Selamanya ia tidak akan berdusta. Ia akan selalu jujur, tulus dan berbicara dengan benar, seperti ketulusan cermin itu. Tetapi akal, pikiran, hawa nafsu, juga godaan-godaan syetan lah yang membuat kita menolak kejujuran dan ketulusan hati nurani itu.

Apakah kita mau marah kalau rambut kita sudah di penuhi banyak uban? dan apakah kita protes kalau wajah kita sudah di singgahi banyak jerawat? Dari cerminlah mungkin kita akan lebih sadar, lebih tahu dan lebih memahami pada apa dari kondisi diri kita yang sebenarnya. Terus bagaimana ini kemudian bisa di pelajari sebagai bahan sebuah renungan? Tentunya cermin akan sedikit bisa menjawab di tengah banyaknya kebohongan, kepura- puraan dan kepalsuan. 

Sebagai manusia, terkadang kita lebih senang di sanjung & akan marah/jengkel ketika ada yang mencoba menunjukkan kelemahan & kekurangan kita.

Ada sebuah ungkapan, Menyanjung adalah “Membunuh”, dan itu ada benarnya. 

Didalam dunia nyata, dunia kerja misalnya, banyak sekali bawahan yang suka menyanjung atasannya setinggi langit hanya demi “posisi” & simpati dari atasan…dan hasilnya mungkin lebih nyata, daripada bawahan yang mencoba menunjukkan kelemahan & kekurangan seorang atasan, demi suatu kebaikan & bukan demi posisi….terkadang bawahan yang demikian justru di “singkirkan”….wow….what the hell

Cermin selalu menampilkan apa adanya tanpa di buat-buat ataupun tanpa di rekayasa, tanpa di imbuhi apalagi di lebih lebihkan, bahkan dengan resiko apapun….dipukul sampai pecah & dibuang sekalipun...:D